Sabtu, 09 September 2017

Ngaku-ngaku Passion Music? Shut the Fuck Up!!

Image result for gambar haters

Dear Penyinyir, lakukanlah yang terbaik untuk dilakukan bagi anda, daripada terus menurus berkomentar bahwa anda yang terbaik dalam segala hal.

Saya sangat mencintai passion saya dalam bermusik, dan saya menjalani passion saya karena memang menikmati nya, diantara semua itu yang paling penting adalah, saya bermain musik hanya untuk diri sendiri, untuk ketenangan.

Apa iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?

Ada banyak orang yang berpikir “Percuma lu berada di passion itu kalau kontribusi lu dalam bermusik tidak ada!”. Please, Shut the fuck up. Memang benar saya tidak banyak berkontribusi dalam memajukan Industrial Musik di Indonesia, namun jika dicerna. Apakah kalian sadar bahwa kami para musisi tidak hanya membutuhkan bualan dari kalian (penyinyir), kami membutuhkan apresiasi! Agar kami dapat memajukan Industrial Musik Indonesia. Apakah saya kurang usaha?? Tidak, saya selalu menggunakan apapun peluang yang terbuka untuk saya, dan saya pelajari peluang itu agar sewaktu-waktu saya dapat menggunakan nya. Kalian tau apa itu Java Jazz Festival? Yah, saya pernah berkontribusi disitu sebagai mixing sound. Kalian tau apa yang saya pelajari dari situ? Pada akhirnya saya tau bahwa suatu apresiasi tidak akan muncul jika kalian tidak memiliki nama, karena hal itu, orang lain akan menganggap remeh. Hal ini saya pelajari dari Bang Tito salah satu pengiring yang memegang alat musik drum yang ada di event tersebut. Sadar itu menyakitkan, namun saya masih tetap berusaha karena saya mencintai jalan ini..

Apa iya passion saya dibidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?

Skill, hal ini yang selalu kalian (penyinyir) remehkan, bahkan selalu mencari celah agar saya salah. Hey! Untuk apa kalian mencari kesalahan orang lain? Apakah kalian sehebat itu? Tidak, saya bukan orang yang tidak menerima kritik, saya sangat-sangat menerima kritik, namun saya bukan orang bodoh yang selalu mengiyakan apa yang kalian komentari, karena saya sadar bahwa kalian hanya ingin melihat kelemahan saya sebagai senjata kalian. Saya ingin bertanya pada kalian, apakah kalian tidak mempercayai seseorang yang sudah menyanggupi passion itu sebagai bagian dari hidup nya dan masih ragu? Bullshit!! Kalaupun memang ada seseorang yang skill nya lemah di passion musik, saya tetap percaya pada orang itu, karena mereka mengakui bagian hidupnya untuk musik, maka apa ada alasan lain saya tidak mempercayai nya? Mencari seseorang yang percaya akan pilihan nya sendiri itu sulit, oleh karena itu walau skill orang itu lemah, saya tetap menghormati jalan nya.

Apa iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?

Banyak dari teman-teman saya adalah seorang musisi, mereka mencintai passion nya, dan tidak sungkan untuk mengajarkan apa yang mereka punya. Namun, saya sadar bahwa diantara mereka ada banyak juga yang memiliki tujuan untuk “Mencari Citra”. Lalu apakah ada banyak orang yang seperti itu? Yah, saya tidak menampik itu. karena bagi mereka bisa bermain musik didepan mata orang banyak adalah “Keren” hal keren ini yang biasa nya diapaki untuk citra mereka.

Saya akan memberitahu bahwa orang yang “Mencari Citra, atas nama keahlian” adalah suatu tindakan norak!! Para musisi sejati tau, bahwa bermain musik didepan banyak orang bukanlah untuk mencari Citra. Melainkan untuk dinikmati para pendengar nya, dan  menjelaskan apa yang dirasakan. Dalam hal ini, pecinta musik tau karena mereka mengakui nya dan mengerti..

Dari semua itu, masih banyak musisi yang pure menjalani passion nya untuk diri sendiri maupun orang lain. Bagi saya, musisi setingkat itu sudah dapat merasakan salah satu kenikmatan hidup. Menikmati apa yang mereka jalani, dan orang-orang pun sadar bahwa jalan seperti itu susah, namun tetap bergeming karena mereka mengerti. Itulah salah satu yang sedang saya jalani saat ini

Apa iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?

Jika ada benalu didalam pohon, perlahan-lahan pohon yang dihinggapi benalu itu akan mati, mari kita lihat kenapa semakin kesini Industrial Musik di Indonesia lebih banyak di isi oleh talent-talent yang bisa dikatakan hanya “Kuantitas Saja”.

Jangan hanya menyalahkan para management yang selalu mempublish talent “kuantitas” saja, kita harus melihat bahwa itu adalah salah satu bentuk dari daya jual nya. Management yang baik adalah management yang mau mengikuti perkembangan jaman, terutama pemasaran yang sekarang sedang disukai oleh  masyarakat. Lalu siapa saja yang harus disalahkan? Bagi saya, selera masyarakatpun berperan andil dalam hal ini. Kalau saja masyarakat Indonesia sadar bahwa kemajuan Industri musik Indonesia hanya di isi oleh talent-talent yang kurang tepat. Maka mungkinkah akan maju? Saya rasa besar kemungkinan “Iyah”, karena melihat sebelum nya, Management hanya memasarkan apa yang sedang di senangi oleh masyarakat sekakrang ini (Yang penting mereka bisa makan), kalau masyarakat mampu merubah nya, jika seperti itu, apakah yakin Industri akan tetap begitu-begitu saja? Jelas akan berubah..

Sakarang ini, sudah mulai muncul talent-talent yang benar-benar berkualitas. Syukur nya, mereka mulai menebarkan selera mereka pada masyarakat agar masyarakat mulai menerima dan menyukai bahwa musik mereka bukanlah sekedar kuantitas melainkan kualitas. Namun, harus diingatkan bahwa, masih ada yang hanya mengincar kuantitas dalam memasarkan Daya Jual itu..

Dari semua yang sudah saya bahas di atas, apa hubungan nya diantara itu semua?

Yang pertama adalah Kontribusi, saya sudah menjelaskan bahwa. Mencari nama di Indonesia sangatlah susah dan bukan main susah nya. terlebih lagi sekarang harus mempunyai “Uang” untuk “Memperlancar Jalan” lalu bagaimana jika tidak ada uang? Jelas akan mendapatkan banyak kesulitan dan akan cukup lama, namun saya tidak menganjurkan untuk memilih jalan tersebut. Maka apresiasi itu sangat penting bagi saya, itu akan menjadi siraman motivasi bagi saya dan besar kemungkinan saya atau kami para musisi akan lebih melakukan Kontribusi yang besar terhadap Industrial Musik Indonesia.

Yang kedua adalah Skill dan Dedikasi, saya tidak menilai skill manapun hebat atau lemah. Namun jika kalian melihat sebuah dedikasi yang tinggi terhadap passion nya, janganlah meragukan orang tersebut, karena orang yang skill nya lemah masih mempunyai kebanggaan akan diri nya bermain musik.

Yang ketiga adalah Menikmati Passion, saya menikmati musik untuk dirisendiri dan ketenangan, itu semua sudah cukup untuk membuat saya menjalani hidup dengan nyaman. So, masihkah kalian berpikir bahwa mencari citra dalam bermusik ada pada diri saya?? jika seperti itu, maka pikiran kalian terlalu sempit..

Yang keempat adalah Benalu, sadarkah kalian bahwa penyinyir meremehkan talent-talent kuantitas, tanpa disadari malah meremehkan talent-talent berkualitas “Hanya Karena” talent berkualitas jarang naik fame? Lihat dulu apa yang terjadi, stereotype dari talent kuantitas justru merambat pada talent kualitas hanya karena (lagi) mereka sama-sama mengatasnamakan musik (Namun beda tujuan).

Itu yang ingin saya bicarakan, sekali lagi. Saya masih mencintai apa yang saya jalani ini, tidak perlu kalian berkomentar yang tidak-tidak apalagi sampai menjatuhkan.