Dear
Penyinyir, lakukanlah yang terbaik untuk dilakukan bagi anda, daripada terus
menurus berkomentar bahwa anda yang terbaik dalam segala hal.
Saya
sangat mencintai passion saya dalam bermusik, dan saya menjalani passion saya
karena memang menikmati nya, diantara semua itu yang paling penting adalah,
saya bermain musik hanya untuk diri sendiri, untuk ketenangan.
Apa
iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?
Ada
banyak orang yang berpikir “Percuma lu
berada di passion itu kalau kontribusi lu dalam bermusik tidak ada!”.
Please, Shut the fuck up. Memang benar saya tidak banyak berkontribusi dalam
memajukan Industrial Musik di Indonesia, namun jika dicerna. Apakah kalian
sadar bahwa kami para musisi tidak hanya membutuhkan bualan dari kalian
(penyinyir), kami membutuhkan apresiasi! Agar kami dapat memajukan Industrial
Musik Indonesia. Apakah saya kurang usaha?? Tidak, saya selalu menggunakan
apapun peluang yang terbuka untuk saya, dan saya pelajari peluang itu agar
sewaktu-waktu saya dapat menggunakan nya. Kalian tau apa itu Java Jazz
Festival? Yah, saya pernah berkontribusi disitu sebagai mixing sound. Kalian
tau apa yang saya pelajari dari situ? Pada akhirnya saya tau bahwa suatu
apresiasi tidak akan muncul jika kalian tidak memiliki nama, karena hal itu,
orang lain akan menganggap remeh. Hal ini saya pelajari dari Bang Tito salah
satu pengiring yang memegang alat musik drum yang ada di event tersebut. Sadar
itu menyakitkan, namun saya masih tetap berusaha karena saya mencintai jalan
ini..
Apa
iya passion saya dibidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?
Skill,
hal ini yang selalu kalian (penyinyir) remehkan, bahkan selalu mencari celah
agar saya salah. Hey! Untuk apa kalian mencari kesalahan orang lain? Apakah
kalian sehebat itu? Tidak, saya bukan orang yang tidak menerima kritik, saya
sangat-sangat menerima kritik, namun saya bukan orang bodoh yang selalu
mengiyakan apa yang kalian komentari, karena saya sadar bahwa kalian hanya
ingin melihat kelemahan saya sebagai senjata kalian. Saya ingin bertanya pada
kalian, apakah kalian tidak mempercayai seseorang yang sudah menyanggupi
passion itu sebagai bagian dari hidup nya dan masih ragu? Bullshit!! Kalaupun
memang ada seseorang yang skill nya lemah di passion musik, saya tetap percaya
pada orang itu, karena mereka mengakui bagian hidupnya untuk musik, maka apa
ada alasan lain saya tidak mempercayai nya? Mencari seseorang yang percaya akan
pilihan nya sendiri itu sulit, oleh karena itu walau skill orang itu lemah,
saya tetap menghormati jalan nya.
Apa
iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?
Banyak
dari teman-teman saya adalah seorang musisi, mereka mencintai passion nya, dan
tidak sungkan untuk mengajarkan apa yang mereka punya. Namun, saya sadar bahwa
diantara mereka ada banyak juga yang memiliki tujuan untuk “Mencari Citra”. Lalu
apakah ada banyak orang yang seperti itu? Yah, saya tidak menampik itu. karena
bagi mereka bisa bermain musik didepan mata orang banyak adalah “Keren” hal
keren ini yang biasa nya diapaki untuk citra mereka.
Saya
akan memberitahu bahwa orang yang “Mencari Citra, atas nama keahlian” adalah
suatu tindakan norak!! Para musisi sejati tau, bahwa bermain musik didepan
banyak orang bukanlah untuk mencari Citra. Melainkan untuk dinikmati para pendengar
nya, dan menjelaskan apa yang dirasakan.
Dalam hal ini, pecinta musik tau karena mereka mengakui nya dan mengerti..
Dari
semua itu, masih banyak musisi yang pure menjalani passion nya untuk diri
sendiri maupun orang lain. Bagi saya, musisi setingkat itu sudah dapat
merasakan salah satu kenikmatan hidup. Menikmati apa yang mereka jalani, dan
orang-orang pun sadar bahwa jalan seperti itu susah, namun tetap bergeming
karena mereka mengerti. Itulah salah satu yang sedang saya jalani saat ini
Apa
iya passion saya di bidang musik hanya sekedar ngaku-ngaku?
Jika
ada benalu didalam pohon, perlahan-lahan pohon yang dihinggapi benalu itu akan
mati, mari kita lihat kenapa semakin kesini Industrial Musik di Indonesia lebih
banyak di isi oleh talent-talent yang bisa dikatakan hanya “Kuantitas Saja”.
Jangan
hanya menyalahkan para management yang selalu mempublish talent “kuantitas”
saja, kita harus melihat bahwa itu adalah salah satu bentuk dari daya jual nya.
Management yang baik adalah management yang mau mengikuti perkembangan jaman,
terutama pemasaran yang sekarang sedang disukai oleh masyarakat. Lalu siapa saja yang harus
disalahkan? Bagi saya, selera masyarakatpun berperan andil dalam hal ini. Kalau
saja masyarakat Indonesia sadar bahwa kemajuan Industri musik Indonesia hanya
di isi oleh talent-talent yang kurang tepat. Maka mungkinkah akan maju? Saya rasa
besar kemungkinan “Iyah”, karena melihat sebelum nya, Management hanya
memasarkan apa yang sedang di senangi oleh masyarakat sekakrang ini (Yang
penting mereka bisa makan), kalau masyarakat mampu merubah nya, jika seperti
itu, apakah yakin Industri akan tetap begitu-begitu saja? Jelas akan berubah..
Sakarang
ini, sudah mulai muncul talent-talent yang benar-benar berkualitas. Syukur nya,
mereka mulai menebarkan selera mereka pada masyarakat agar masyarakat mulai
menerima dan menyukai bahwa musik mereka bukanlah sekedar kuantitas melainkan
kualitas. Namun, harus diingatkan bahwa, masih ada yang hanya mengincar
kuantitas dalam memasarkan Daya Jual itu..
Dari
semua yang sudah saya bahas di atas, apa hubungan nya diantara itu semua?
Yang
pertama adalah Kontribusi, saya sudah menjelaskan bahwa. Mencari nama di
Indonesia sangatlah susah dan bukan main susah nya. terlebih lagi sekarang
harus mempunyai “Uang” untuk “Memperlancar Jalan” lalu bagaimana jika tidak ada
uang? Jelas akan mendapatkan banyak kesulitan dan akan cukup lama, namun saya
tidak menganjurkan untuk memilih jalan tersebut. Maka apresiasi itu sangat
penting bagi saya, itu akan menjadi siraman motivasi bagi saya dan besar
kemungkinan saya atau kami para musisi akan lebih melakukan Kontribusi yang
besar terhadap Industrial Musik Indonesia.
Yang
kedua adalah Skill dan Dedikasi, saya tidak menilai skill manapun hebat atau
lemah. Namun jika kalian melihat sebuah dedikasi yang tinggi terhadap passion
nya, janganlah meragukan orang tersebut, karena orang yang skill nya lemah
masih mempunyai kebanggaan akan diri nya bermain musik.
Yang
ketiga adalah Menikmati Passion, saya menikmati musik untuk dirisendiri dan
ketenangan, itu semua sudah cukup untuk membuat saya menjalani hidup dengan
nyaman. So, masihkah kalian berpikir bahwa mencari citra dalam bermusik ada
pada diri saya?? jika seperti itu, maka pikiran kalian terlalu sempit..
Yang
keempat adalah Benalu, sadarkah kalian bahwa penyinyir meremehkan talent-talent
kuantitas, tanpa disadari malah meremehkan talent-talent berkualitas “Hanya
Karena” talent berkualitas jarang naik fame? Lihat dulu apa yang terjadi,
stereotype dari talent kuantitas justru merambat pada talent kualitas hanya
karena (lagi) mereka sama-sama mengatasnamakan musik (Namun beda tujuan).
Itu
yang ingin saya bicarakan, sekali lagi. Saya masih mencintai apa yang saya
jalani ini, tidak perlu kalian berkomentar yang tidak-tidak apalagi sampai
menjatuhkan.